MEMBERI MA'AF ITU INDAH

Rabu, 23 Februari 2011

Kemarin saya mendengar kalimat ini dari sahabat saya “dia yang salah mustinya dia dong yang minta maaf Fa, bukan gue, gengsi lah, biar dia ngerti kalo dia salah, jadi dia yang harus minta maaf, gengsi tahu Fa“  :) kalimat yang terdengar logis jika dimasukan kedalam logika, normal untuk otak manusia yang isinya gengsi ini :)   kemudian saya berpikir apa sulitnya minta maaf, meski mungkin bukan kesalahan kita perselisihan itu terjadi atas nama ALLAH bukankah kita harus saling memaafkan “gak bisa dong Fa, biar ada sedikit salah gue salah kan gengsi dong minta maaf duluan” masya ALLAH, dan sahabat saya rela menukar kasih sayang ALLAH dengan gengsi :( nauzubillahimindzalik, semoga saya tak seperti sahabat saya dan semoga ALLAH memberi saya kekuatan untuk memaafkan, memberi kekuatan untuk minta maaf :(
Mungkin sahabat saya ini tidak merasa memiliki kesalahan, andil salah atau apapun namanya atas perselisihan dengan sahabat saya yang lain, berpikir bahwa orang lainlah yang sepantasnya datang kepada dirinya dan minta maaf padahal ALLAH sangat pemaaf, sangat pengampun, apa kita sebagai manusia tidak malu ketika ALLAH yang memiiki segalanya saja memaafkan lalu kita yang hanya debu rela menukar ridho ALLAH dengan satu kata bernama “gengsi” padahal FORGIVE It’s really better for our heart, ketika kita mampu “melepaskan diri dari perasaan marah dan dendam” maka hidup akan sangat tenang, karena kita telah berada di rel yang benar, rel yang sama dengan rel ALLAH yaitu memaafkan :) tidak ada yang salah dari sekedar berkata maaf, tidak ada harga diri yang tercabik cabik dari membalas kalimat maaf seseorang, tidak akan menghilangkan kebahagian dengan berbagi MAAF, tidak ada yang hilang ….
Fa, gue gak bales ucapan maafnya dengan harapan orang itu sadar bahwa dia salah, biar dia terhukum” ehm …. “sist, kita memang berhak sakit hati setelah dilukai, tapi bukan hak kita untuk menghukum orang itu kan? kita bukan TUHAN, kita bukan ALLAH, apa jadinya kalau hak ALLAH kita ambil dengan sok membalas menyakiti, dengan mengirim doa yang tidak baik, dengan terus terusan menorekan luka agar kita merasa seimbang dong sakitnya, apa ada artinya lagi saling bakar model gini? mau sampai kapan saling lempar belati? apa tidak sebaiknya saling memaafkan dan jika memungkinkan saling melupakan luka, mungkin terlalu berlebihan jika harus bersahabat lagi dalam waktu dekat, tapi tidak berlebihan kan ketika harus memaafkan dan setidaknya tidak menorehkan luka baru saat luka lama belum sembuh” ehm, saya mulai tidak mengerti jalan pikiran sahabat saya yang terus saja membuka dan mengorek luka lamanya dibanding harus membalas permintaaf maaf someone else :)
Jiwa saya berontak dengan tanggapan sahabat saya, perkataan sahabat saya yang akan memberi pelajaran dengan menunda membalas Maaf, menurut saya hanya untuk memuaskan keinginan diri sendirinya sendiri, egoisme seorang manusia yang belum mampu membedakan mana luka dan mana kasih sayang, bukankah secara sadar maupun tidak, manusia itu punya kecenderungan untuk merasa puas jika ia berhasil mempengaruhi orang lain ”needs of power=Keinginan untuk dituruti. 
Waktu akan menyembuhkan luka hati , biar waktu yang bicara :) ehmm, terdengar bijak dan hebat. Waktu memang akan memulihkan semua kebencian, amarah bahkan dendam, hanya JIKA  DIAWALI dengan kesediaan untuk membuka diri dan hati, Untuk mau memaafkan. Waktu tidak akan membuat hubungan menjadi pulih tanpa adanya kesediaan untuk memaafkan. Waktu hanya akan mengorek luka semakin dalam dan membuat semua perasaan semakin tak karu-karuan jadi Jangan pernah berpikir bahwa waktu cukup untuk menyembuhkan. Kesediaan untuk memaafkan, itulah yang pertama-tama harus ada. Bukan sekedar mengharap waktu akan bicara, waktu adalah benda mati jika tidak ada kata maaf dan memaafkan :)
“Sist, hapus amarah yah, maafkan dia meski tak berbalas pernyataan maafmu biarlah, biarlah dia tak membalas pernyataan maafmu tapi dimata ALLAH you are a winner of your own soul :) semoga suatu hari nanti ALLAH membukakan hati nuraninya untuk datang sekedar membalas permintaan maafmu, you do the right things untuk keep on forgiving :)   ”
Belajar dari sahabat saya, malam kemarin saya terus berdoa untuk diri saya
Ya ALLAH, beri saya kemampuan untuk memaafkan … untuk meminta maaf :) jangan biarkan saya menyesali di akhirat nanti karena tidak mampu mencium bau syurgaMU hanya karena saya tidak mampu memaafkan, dan jangan biarkan sahabat saya tidak sanggup berada di antara wangi syurgaMU karena tidak membalas permintaan maaf saya, amin ya Nurul Qolbu,
Setiap lorong gelap pasti berujung cahaya, dan cahaya itu bernama MAAF :)
FORGIVE but NOT FORGET  !! Ach elo Fa, apa bedanya?

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © LA-TAHZAN