BIARKAN KUNCUP MEKAR JADI BUNGA

Jumat, 01 April 2011

Ternyata obrolan kita tentang cinta belum selesai. Saya telah
menyatakan sebelumnya betapa penting peranan kata itu dalam
mengekspresikan kata cinta. Tapi itu bukan satu-satunya bentuk ekspresi
cinta. Cinta merupakan sebentuk emosi manusiawi.
 Karena itu ia bersifat
fluktuatif naik turun mengikuti semua anasir di dalam dan
di luar di diri manusia yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya saya juga
mengatakan, mempertahankan dan merawat rasa cinta sesungguhnya jauh
lebih sulit dari sekedar menumbuhkannya. Jadi obrolan kita belum
selesai. Walaupun begitu, saya juga tidak merasakan adanya urgensi untuk
menjawab pertanyaan ini: apa itu cinta? Itu terlalu filosofis. Saya
lebih suka menjawab pertanyaan ini: Bagaimana seharusnya anda mencintai? Pertanyaan ini melekat erat dalam kehidupan individu kita.
Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman
itu adalah kebenaran. Apa yang dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan, dan memekarkan bunga-bunga adalah air dan matahari. Air dan matahari adalah
kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari
memberinya gelora kehidupan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika
yang bergulir secara sadar di atas latar wadah perasaan kita.
Maka begitulah seharusnya anda mencintai; menyejukkan, menenangkan,
namun juga menggelorakan
. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini: menghidupkan. Anda mungkin dekat dengan peristiwa ini; bagaimana
istri anda melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, dan
menumbuhkannya, mengembangkannya serta menjaganya. Ia dengan tulus
berusaha memberinya kehidupan.
Bila anda ingin mencintai dengan kuat, maka anda harus mampu
memperhatikan dengan baik, menerimanya apa adanya dengan tulus, lalu
berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian
merawatnya dan menjaganya dengan sabar.
 Itulah rangkaian kerja besar para
pecinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan.
Apakah anda telah mengenal isteri anda dengan seksama? Apakah anda mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya?
Apakah anda mengenal kecenderungan-kecenderungannya? Apakah anda mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus
dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksinya, melalui
isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya?
Apakah anda dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah anda dapat melihat gelombang-gelombang mimpi-mimpinya, harapan-harapannya ?
Sekarang perhatikanlah bagaimana tingkat pengenalan Rosululloh saw
terhadap istrinya, Aisyah. Suatu waktu beliau berkata, ”Wahai Aisyah,
aku tahu kapan saatnya kamu ridha dan kapan saatnya kamu marah padaku.
Jika kamu ridha, maka kamu akan memanggilku dengan sebutan: Ya
Rosulullah! tapi jika kamu marah padaku, kamu akan memanggilku dengan
sebutan ” Ya Muhammad”.
Apakah beda antara Rosululloh dan Muhammad kalau toh obyeknya itu-itu saja? Tapi Aisyah telah memberikan pemaknaan khusus ketika ia menggunakan kata yang satu pada situasi jiwa yang lain.Pengenalan yang baik harus disertai penerimaan yang utuh. Anda harus mampu menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dalam proses penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau “obsesi” yang berlebihan terhadap fisik.
Anda tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam
kecuali jika anda dapat menerima apa adanya. Dan ini tidak selalu
berarti bahwa anda menyukai kekurangan dan kelemahannya.
Ini lebih
berarti bahwa kelemahan dan kekurangan bukanlah kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya. Apakah yang ia harap dari bayi kecil itu ketika ia merawatnya, menjaganya, dan menumbuhkannya? Apakah ia yakin bahwa kelak anak itu akan membalas
kebaikannya? Tidak. Semua yg ada dalam jiwanya adalah keyakinan bahwa
bayi ini punya peluang untuk berubah dan berkembang. Dan karenanya ia
menyimpan harapan besar dalam hatinya bahwa kelak hari-hari jugalah yg
akan menjadikan segalanya lebih baik. Penerimaan positif itulah yang
mengantar kita pada kerja mencintai selanjutnya; pengembangan.
Pada mulanya seorang wanita adalah kuncup yang tertutup. Ketika ia
memasuki rumah anda, memasuki wilayah kekuasaan anda, menjadi istri
anda, menjadi ibu anak-anak anda; Andalah yang bertugas membuka kelopak
kuncup itu, meniupnya perlahan, agar ia mekar menjadi bunga. Andalah yang
harus menyirami bunga itu dengan air kebaikan, membuka semua pintu hati
anda baginya, agar ia dapat menikmati cahaya matahari yang akan
memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bunga-bunga cinta
bersemi.
Dan ungkapan ”Aku Cinta Kamu” boleh jadi akan kehilangan makna ketika
ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik dan mengembangkan. Apa yang
harus anda berikan kepada istri anda adalah peluang untuk berkembang,
keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa superioritas
anda terganggu. Ini tidak berarti anda harus memberi semua yang ia
senangi, tapi berikanlah apa yang ia butuhkan.
Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dalam keseimbangan.
Dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada
perkembangan yang mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya
terkadang anda perlu memotong sejumlah (dahan?) yang sudah kepanjangan agar tetap terlihat serasi dan harmoni. Hidup adalah simponi yang kita mainkan dengan indah.
Maka, duduklah sejenak bersama dengan istri anda, tatap matanya
lamat-lamat, dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam
bertanyalah pada diri sendiri: Apakah ia telah menjadi lebih baik sejak hidup bersama dengan anda? Mungkinkah suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya: DAN NAFAS CINTANYA MENIUP KUNCUPKU…
MAKA IA MEKAR MENJADI BUNGA…
Wallohu a’lam bish showab.

KATA-KATA MUTIARA ISLAMI

Rabu, 23 Maret 2011

  • Ada dua perkara yang jika Anda Amalkan, Anda akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat: Menerima sesuatu yang tidak Anda sukai, jika sesuatu itu disukai Allah. Dan membenci sesuatu yang Anda sukai, jika sesuatu itu dibenci oleh Allah.”
    (Abu Hazim)
  • Ada enam perkara, apabila dimiliki oleh seseorang maka telah sempurnalah keimanannya : (1) memerangi musuh Allah dengan pedang, (2) tetap menyempurnakan puasa walaupun di musim panas, (3) tetap menyempurnakan wudhu walaupun di musim dingin, (4) tetap bergegas menuju mesjid (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) walaupun di saat mendung, (5) meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan walaupun ia tahu bahwa ia berada di pihak yang benar dan (6) bersabar saat ditimpa musibah.”
    (Yahya bin Muadz)
  • Ada tiga golongan orang yang paling menyesal pada hari kiamat : (1) orang yang memiliki budak ketika di dunia, ternyata pada hari kiamat budak tersebut memiliki prestasi amal yang lebih baik darinya, (2) orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah dengannya sampai ia meninggal dunia, kemudian harta tersebut diwarisi oleh orang yang memanfaatkan harta tersebut untuk bersedekah di jalan Allah, dan (3) orang yang mempunyai ilmu tetapi ia tidak mau mengambil manfaat dari ilmunya, lalu ilmu tersebut diketahui oleh orang lain yang mampu mengambil manfaat darinya.”
    (Sufyan bin ‘Uyainah)
  • Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.”
    (HR Ibnu Majah)
  • Aku belum pernah melihat orang yang paling lama bersedih daripada al-Hasan. Ia berkata, kita tertawa, sementara bisa jadi Allah yang telah melihat amal-amal yang telah kita perbuat berfirman, ‘Aku tidak mau menerima amal-amal kalian sedikitpun.’”
    (Yunus bin ‘Ubaid)
  • Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.”
    (HR Abu Daud)
  • Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”
    (‘Amir bin ‘Abdi Qais)
  • Aku tidak suka menjadi seorang pedagang budak. Akan tetapi, menjadi pedagang budak lebih aku sukai daripada aku menimbun bahan makanan sambil menunggu naiknya harga yang memberatkan sesama muslim.”
    (Yazid bin Maisaroh)
  • Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).”
    (Fudhail bin ‘Iyadh)
  • Apa pendapat Anda bila ada seseorang yang pakaiannya terkena air kencing, lalu ia hendak mensucikannya dengan air kencing pula? Mungkinkah air kencing itu dapat mensucikannya? Tentu saja tidak! Kotoran tidak dapat disucikan kecuali dengan sesuatu yang suci. Begitu pula halnya keburukan yang pernah kita lakukan, tidak akan dapat terhapus kecuali dengan memperbanyak melakukan kebaikan.”
    (Sufyan ats-Tsauri)
  • Apabila akhirat ada dalam hati, maka akan datanglah dunia menemaninya. Tapi apabila dunia ada di hati maka akhirat tidaklah akan menemaninya. Itu karena akhirat mulia dan dermawan, sedangkan dunia adalah hina”
    (Abu Sulaiman Ad Daroni)
  • Apabila Anda berharap agar Allah senantiasa menganugerahkan kepada Anda apa-apa yang Anda cintai dan sukai maka hendaklah Anda senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah.”
    (Salah seorang ahli hikmah)
  • Apabila kalian senang Allah ta’ala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian.”
    (HR Imam Suyuthi)
  • Ayahku pernah mengatakan bahwa apabila ‘Ali bin al-Husain selesai berwudhu dan telah bersiap untuk shalat, tubuhnya akan gemetar dan menggigil. Pernah ada seorang lelaki yang bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ‘Ali bin al-Husain menjawab, ‘Celakalah Engkau! Tidakkah kau tahu, kepada siapa aku akan menghadap? Dan kepada siapa aku akan bermunajat?’”
    (al-’Utaibi)
Semoga bermanfaat.

'DIA' SUMBER KEKUATANKU

Ada kekuatan di dalam cinta,
Orang yang sanggup memberikan cinta adalah
orang yang kuat
Karena ia bisa mengalahkan keinginannya
Untuk mementingkan diri sendiri.
Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan,
Orang tertawa gembira adalah orang yang kuat
Karena ia tidak pernah terlarut dengan
tantangan dan cobaan.
Ada kekuatan di dalam kedamaian diri
Orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah
orang yang kuat
Karena ia tidak pernah tergoyahkan
Dan tidak mudah diombang-ambingkan.
Ada kekuatan di dalam kesabaran,
Orang yang sabar adalah orang yang kuat
Karena ia sanggup menanggung segala sesuatu
Dan ia tidak pernah merasa disakiti.
Ada kekuatan di dalam kemurahan,
Orang yang murah hati adalah orang yang kuat
Karena ia tidak pernah menahan mulut dan
tangannya
Untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.
Ada kekuatan di dalam kebaikan,
Orang yang baik adalah orang yang kuat
Karena ia bisa selalu mampu melakukan yang
baik bagi semua orang.
Ada kekuatan di dalam kesetiaan,
Orang yang setia adalah orang yang kuat
Karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan
pribadi
Dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama.
Ada kekuatan di dalam kelemahlembutan,
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat
Karena ia bisa menahan diri untuk tidak
membalas dendam.
Ada kekuatan di dalam penguasaan diri,
Orang yang bisa menguasai diri adalah orang
yang kuat
Karena ia bisa mengendalikan segala nafsu
keduniawian.
………..
Sadarkah teman bahwa engkau juga memiliki
cukup Kekuatan untuk mengatasi segala
permasalahan
dalam hidup ini?
Dimanapun, seberat dan serumit apapun juga.
Karena pencobaan tidak akan pernah dibiarkan
melebihi kekuatan kita.

PEMIMPI


mungkin aku ini hanyalah seorang pemimpi…..
setiap denyut jantung dan tarikan nafasnya selalu diiringi mimpi….
tapi andaikan diriku ini tak bisa dan tak boleh bermimpi…..
sengsaranya hidup akan terasa, hambar tiada warna-warni mimpi….
mungkin juga ku bukanlah yang terbaik untukmu….
tak dapat selalu bersama dirimu…..
tak dapat hadir saat kesepian menaungi keseharianmu…
tapi percayalah cinta ini akan selalu untukmu….
mungkin dan mungkin berkutat di dalam emosi dan akalku….
akankah aku akan tetap menjadi aku…
ataukah aku harus berubah menjadi yang bukan aku…
kenyataannya ku tak ingin mencintai dan menyayangi dirimu tanpa
menjadi aku….
mungkin dirimu merasa jenuh….
terhadap kehidupan cinta yang sangat terenyuh…
semakin hari terasa semakin penuh…
semoga saja tidak menjadikan kita sebagai pembunuh…
mungkin saat ini dirimu sedang merasa bosan….
selalu berkutat dengan masalah perasaan….
setiap hari setiap waktu mendatangkan kecemasan…
tapi sabarlah karena itu pendewasaan…

NIKMATNYA RASA SAKIT

Kamis, 24 Februari 2011

Rasa sakit tidak selamanya tak berharga,sehingga harus selalu di benci.Sebab mungkin rasa sakit itu akan memberikan kebaikan bagi seseorang.... Amin dengan ijin Allah tentunya. Biasanya ketulusan sebuah do'a akan muncul ketika mengalami ras sakit yang mendalam,demikian juga dengan ketulusan tasbih yang senantiasa terucap saat rasa sakit terasa.Adalah jerih payah dan beban berat saat menuntut ilmu yang telah mengantarkan seorang pelajar untuk menjadi ilmuwan terkemuka.Ia telah bersusah-susah di awal perjalanannya,sehingga dia bisa menikmatikesenangan dan kebahagiaan di akhirnya.

Usaha eras seorang penulis,(seperti Fa contihnya yang maish ingusan... sampe jungkir balik nich jemari di atas tuts keyboard karena masih dalam tahap pembelajaran.... xixixiix.... lebay banget loe Fa... )yang menulis sebuah karangan kata dan rangkaian bait hikmah kalimat²yang menawan,sehingga tulisanya mampu menggerakan hati sang pembaca,ia juga berusaha bekerja keras dengan hati ,tenaga, dan urat syaraf tentunya... yang hasilnya juga anda baca seperti sekarang ini... hehe* sok banget sich nih si Arfa *
Lain halnya dengan seorang yang seumur hidupnya hanya berfoya² tidak aktif dalam suatu kegiatan dan tak pernah terbelit dengan masalah,dan tidak pula tertimpa musibah,maka ia akan menjadi pribadi yang lemah,malas dan enggan bergerak serta mudah putus asa..... (makanya yang rajin² kaya Arfa walopun hanya rajin memainkan jematinya di atas tuts hitam ini)

Hargailah dengan mahal rasa sakit yang  anda alami saat ini... karena dengan rasa sakit  itu anda akan mengalami suatu tahap pembelajaran ke jenjang yang lebih berkwalitas dalam hidup ada.... jangan lupa selalu berfikir positif dalam menyikapi rasa sakit... karena semua itu hanya lah suatu proses.... untuk mengiju keIMANAN kita kepada ALLAH SWT...
 

Masih ingatkah pepatah yang mengatakan SEMAKIN TINGGI POHON ANGIN YANG MENERPA JUGA SEMAKIN KENCANG....ya terima dengan iklhas dan penuh tawakal karena insyaallah inilah cara ALLAH menguji keimanan  kita kepada-NYA... insyaallah....ternyata rasa sakit ini benar² nikmat..
alah... Fa elo sendiri kalo pas lagi sakit juga kadang nangisnya aja sampe 7 hari 7 malam... hahahha...... (soalnya Arfa lagi nyari perhatian ma kasih sayang dari sekeliling aja...hehe)

DALAM GELAP ADA KEINDAHAN

Rabu, 23 Februari 2011

Beberapa hari yang lalu listrik dirumah saya tiba tiba padam, pekat tiba tiba, gelap, kelam, tak ada satupun yang mampu saya lihat bahkan untuk mencari senter saja yang tempatnya sudah saya hafal, saya harus terjatuh dua kali menabrak kursi dan kepentok meja *lebay nih Fa*,  ah sungguh tiada daya dan upaya bola mata ini tanpa setitik cahaya yang ALLAH berikan :)  mau marah rasanya, tapi marah sama siapa yah? PLN kan emang udah biasa byar pet :) dan bisa dipastikan sebagai manusia biasa, bibir mungil saya akan spontan mengeluh, dan nyerocos bak meteor ”gimana sih nih PLN, mati mulu padahal bayar gak pernah boleh telat :) ” dan jawaban PLN pasti “emang gue pikirin lo mau gelap keq, mau gak punya Ac, bodo” lepas tanggung jawab deh kalau sudah begini, ah gak mau ngomongin PLN nanti salah bicara bisa kena setrum loh Fa :)
Daripada marah marah ke PLN yang jelas jelas gak mau denger saya marah mending saya nikmati gelap ini, takutkah saya dengan kegelapan? saya bukan perempuan yang takut dalam kegelapan, saya kadang menikmati gelap ini, setidaknya ketika saya membuka jendela ada bulan yang tersenyum indah ke saya, ada bintang yang bertaburan di langit yang kelam, dan ini sekaligus menyadarkan saya betapa maha besar ALLAH yang telah menciptakan gelap, gelap ini membuat alam bercerita banyak tentang kebesaran ALLAH bukan? ada rembulan, ada suara angin, ada gemericik daun, ada bintang bertebaran, ada suara jangkrik :)(Mimpi kali masa di taiwan ada jangkrik.. lagi ngebayangin kalo pas di kampung aja) coba kalau ada listrik maka bisa dipastikan saya akan sibuk menikmati keindahan lelaki lelaki ganteng pemain sinetron di TV, coba kalo listrik ada saya akan sibuk menjelajah dunia maya, berselancar lewat layar mini netbook saya, coba kalau ada listrik telinga saya akan tersumbat dengan musik buatan manusia yang membuat patah hati saya semakin terasa :( maka mari mensyukuri matinya listrik !! ALLAH memang sangat luar biasa menciptakan gelap.
Dan ini pula salah satu alasan mengapa blog saya berbackground hitam, karena didalam hitam semua warna akan terlihat jelas, biru ya biru, merah ya merah, putih ya putih… gak akan jadi samar :) hitam itu JUJUR bukan?

Gelap adalah instrumen untuk mengukur kadar kebajikan, saya belajar dari kegelapan, bahwa suatu saat nanti ketika napas saya berhenti, saya akan berada didalam lipatan tanah yang sangat pekat, gelap dan sendiri, dan seberapa gelap dan terangnya alam saya nanti tergantung dari kebaikan, amal dan perbuatan saya selama ditempat yang terang ini.
Habis terang terbitlah gelap, bukan habis gelap terbitlah terang kaya PLN, teori yang terbalik :) dan kenyataannya malam ini terbit gelap.
Iya, kini terbayanglah betapa gelapnya liang lahat yang akan melipat jasad saya dialam kubur nanti, lalu apakah saya akan memiliki cukup cahaya ketika akan masuk ke dalam ruang gelap liang lahat sehingga alam barzakh itu akan tetap terang, nyaman, luas dan hangat karena kebajikan dan iman yang menjadi suluh/pelita bagi saya. Bukankah hati yang penuh iman akan selalu tergerak untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya sumber cahaya sebagai teman yang akan menemani saya terbaring kaku di perut bumi nanti sampai waktunya saya dibangkitkan. Hingga saya dapat menikmat komplek pekuburan, sampai-sampai insya ALLAH mampu merasakan betapa cepatnya kiamat terjadi saat saya masih menikmati indah, terang dan sejuknya alam kubur saya :)   bukankah kehidupan alam kubur yang seperti ini yang saya inginkan?
Ketika PLN mati saya sibuk menelphone PLN dan complain “kenapa gelap, kenapa gak dibetulian cepet cepet karena saya mulai kepanasan gak ada AC” ketika saya sampai di gelapnya alam kubur, kira kira bisa gak saya complaint kenapa disini gak ada AC, gak ada bohlam yang menggelantung menerangi alam kubur saya, gak ada internet disini :) kan gak bisa kan? yang harus saya lakukan bukan complaint [complaint apa yah bahasa Indonesianya kira kira? :)  cari sendiri !! ] kembali ke persiapan bagaimana menerangi alam kubur saya kelak, yang pasti bukan seperti dibumi, ketika saya tidak nyaman maka saya akan sibuk mencari kesalahan si PLN. Bukan, bukan begini cara menerangi alam kubur, tapi seberapa mampu saya menerangi hidup banyak orang, menolong sesama, menjadi sandaran mereka yang tak mau hidup lagi, meminjamkan pundak untuk menampung airmata sahabat tapi ini konteks kemanusiaan, konteks keTUHANan pasti beda.
Kata guru mengaji saya manusia yang akan terang alam kuburnya adalah manusia yang menjadikan bumi ALLAH yang terhampar luas ini adalah masjid baginya, kantornya, kampusnya adalah musholah yang selalu mengingatkan kepada ALLAH, meja kerjanya, notebooknya adalah sumur ilmu untuk mengenal ALLAH, memfungsikan tatapan matanya, lidahnya menjadi mata dan  lidah yang penuh rahmat, melihat dan berkata kata dengan kasih sayang dan kelembutan, pikirannya husnuzhan, tarikan napasnya tasbih [subhanallah, walhamduillah, lailla ha illah] gerak hatinya adalah doa untuk memohon ampunan, bicaranya bernilai dakwah, diamnya dzikir, gerak tangannya sedekah, langkah kakinya hanya untuk ALLAH, sibuknya sibuk memperbaiki diri bukan sibuk mencari kesalahan orang lain :)
Gampang gak kira kira menabung kebaikan untuk menerangi alam kubur nanti, anggap saja sekarang kita hidup dalam kegelapan, ini susah itu susah dulu tak mengapa, gak bisa berbuat yang enak enak atau gak bisa gelap gelapan dengan si dia tak mengapa, karena yang enak dan gelap mopdel gini banyak dosanya bukan? :) tak mengapa disini gelap dulu, yang penting gak gelap di alam kubur, karena gelap disini kan gak abadi kan? tapi gelap di dalam lipatan tanah, akan lama sekali, lama sekali dalam gelap, saya sih gak mau kubur saya pekat, PLN mati aja udah sesak begini maka terbayang gak gelap di alam kubur :( nauzubillahimindhalik.
Jadi mulai sekarang, say NO untuk semua yang akan membuat PLN didalam kuburan kita mati :) disana gak ada PLN kali Fa? hahahha …
yang ada PLL [Penerang Liang Lahat] :) Gayus banget lo Fa !!

KEIKLHASAN MENERIMA TAKDIR ILLAHI

Selama tiga tahun terakhir, saya menjadi sahabat untuk para perempuan perempuan yang luka, ada sahabat saya yang tiba tiba harus diangkat rahimnya karena tumor ganas menyerang, ada seorang perempuan yang begitu ikhlasnya merelakan sang suami tercinta menikah lagi dengan perempuan muda nan cantik, ada perempuan yang menjadi korban perkosaan kebiadaban lelaki yang mengaku mencintainya, ada seorang gadis manis nan cantik rupawan bak bidadari yang belum juga menemukan jodohnya, padahal semua ia miliki, fostur bak model plus kerudung yang menutupi aurat menambah kecantikannya dan ada seorang perempuan yang berjuang untuk sekedar bisa bernapas melawan kanker darah yang sedang dititipi ALLAH padanya…
Dari mereka saya meneropong luka demi luka, bahwa hidup ini hitam putih, bahwa perjalanan nasib ini bak rollercoaster, yang menegangkan ketika naik, menaikan adrenalin hingga ke ubun ubun dan amnat sangat menakutkan ketika turun bak terlempar ke jurang tanpa mampu berpegangan, iya ternyata hidup memang bukan roda pedati yang berputar begitu lambat hingga mampu memberi saya kesempatan untuk bersiap tapi tidak begitu dengan roallercoaster, hidup begitu cepat berputar, belum hilang kaget saya karena naik yang begitu cepat memecut jantung,  sudah harus turun ketakutan, iya begitulah hidup :) semua berputar, berganti antara TIADA-ADA-TIADA.

Dari bilik hati para perempuan perempuan hebat sahabat saya ini saya belajar satu hal bahwa hidup ini bukan seberapa besar luka dan ujian yang diberikan ALLAH karena ujian ujian itu TIDAK PENTING lagi, namun yang PENTING adalah seberapa mampu kita menyikapi setiap ujian …

Iya seberapa mampu saya mengimani takdir ALLAH, bahwa setiap kejadian adalah atas kehendakNYA dan saya sebagai manusia hanya mampu berdiri diatas garis pengharapan saja, tidak bisa lebih dari itu, seberapa dalam saya mampu menjaga hati agar tidak marah dengan keputusan ALLAH, ikhlas menerima ujian, menangkap hikmah seberapapun kepedihan membenamkan. Memberi arti pada airmata bukan sebagai keputus asaan namun air ini adalah air ketabahan, mengalirkan ketawakalan.
Kesadaran diatas saya peroleh baru malam ini setelah saya membaca catatan seorang sahabat saya yang tahun lalu berpulang karena kanker hati yang dideritanya selama kurun waktu satu tahun, selama itu pula saya memintanya untuk mencatat semua yang tak lagi mampu ia katakan, selama dua belas bulan, lembar demi lembar catatan itu saya kumpulkan dan dari catatan yang terserak ini, saya belajar bahwa hidup itu bukan sekedar memasukan oksigen ke paru paru, tapi keberanian menghadapi ujian, keberanian untuk ikhlas, keberanian untuk percaya bahwa ketika sayap tak lagi mampu mengepak, dan saya tahu dimana harus berdiri ketika ujian ALLAH datang…
Iya, seberapapun besarnya ujian, TAK LAGI PENTING saya pikirkan, yang harus saya pikirkan adalah bagaimana ujian itu mampu membuat saya semakin dekat dengan ALLAH dan memperoleh cintaNYA karena ikhlas saya …
Meski sakit berat sekaliber kanker yang tak ditemukan obatkan, divonis mati oleh dokter, meski tak berjodoh karena tak ada lagi yang mau, meski jadi korban perkosaan sekalipun, meski dihina dan dipuji oleh seribu orang, mau ditinggalkan oleh kekasih tercinta yang tak ada tandingannya ganteng dan alimnya, TAK LAGI PENTING, karena makna dari ujian itu bukan luka lagi tapi cinta ALLAH yang harus dikejar.
Iya karena ada yang lebih penting dari semua itu, yaitu bagaimana saya merangkak, berdiri dan berlari mengejar cinta ALLAH, berlari ketika jalan hidup saya menurun dan merangkak ketika jalan hidup saya menanjak, hanya untuk meraih cinta ALLAH, ujian TAK LAGI PENTING saya pikirkan.
Telah kuhanyutkan luka pada sungai kecil yang mengalir disudut mataku, telah kukabarkan lewat angin gerimis tentang segala catatan hati, telah kulemparkan pedih disetiap jengkal sajadah dalam tahajud dan sujud panjangku

MIMPI ITU...

Beberapa sahabat saya mengatakan bahwa saya adalah perempuan yang penuh senyum, suka tidak mampu menahan tawa tergelak apabila sahabat saya melucu, cengeng sekaligus romantis, bercita cita sederhana menjadi penulis sekelas Andrea Hirata [ini sih gak sederhana fA :) ] dan menjadi Ibu yang mendidik anak anaknya dengan hati, menjadi Ibu yang akan menjadi awan yang teduh bagi anak-anak saya kelak. Dan saya percaya ketika peran Ibu dapat saya  mainkan dengan baik maka suami saya [Insya ALLAH] akan merasa tenang dan tentram disamping saya :) .

Saya akan menjadi istri yang mengerti bahwa suami saya tidaklah semulia Muhammad, tidaklah setakwa Ibrahim, pun tidak setabah Ayub, ataupun segagah Musa, apalagi setampan Yusuf. Ketika suami menjadi raja dihati saya maka saya nikmati anggur singgasananya :) dan saya mengerti bahwa saya bukanlah perempuan yang sempurna, jadi ketika saya jatuh cinta maka cinta ini akan menjadi satu dan selamanya, ketika saya jatuh cinta maka saya akan mengambil paket dari pemuda yang saya cintai, jika ia memiliki masa lalu yang jahiliyah maka tugas saya untuk melembutkannya, ketika resiko yang teramat berat akan saya pikul karena mencintainya maka akan saya ambil, meski mungkin akan dikucilkan, akan diasingkan, akan ditinggalkan oleh dunia di sisi yang lain, karena saya tahu dia hanya manusia yang tak sempurna :) dan saya mencoba mengerti ketika ALLAH mengirimkan pasti akan ada hikmah dibaliknya meski pada akhirnya saya tidak memilikinya :)
Ketika saya jatuh cinta, saya kan ingin dan rela menjadi Fatimah yang menumbuk sagu dengan tangan saya sendiri untuk makan suami dan anak anak saya kelak, saya ingin rela menjadi khadijah yang menginfakkan semua harta saya dalam dakwah, menjadi Aisyah yang akan membuat suami saya mabuk kepayang karena mencintai saya dengan senyum termanis :) ah saya sedang bermimpi jatuh cinta :)
Ketika saya jatuh cinta saya akan meminta sang pangeran itu untuk tidak menemui saya sering sering karena saya takut ibadah saya tidak khusu, saya takut bibit yang tumbuh dihati menggiring saya untuk berpegangan tangan, lalu saling mencium tangan, lalu saling mengelus punggung dan lalu dan lalu :)  sedang saya tahu pacaran model gini hanya menghimpun dosa dan bisa dipastikan bahwa cinta model gini bukan dari ALLAH tapi dari setan yang hendak menjadikan saya sebagai hambanya setan, nauzubillahimindzalik :(  ”Fa, kita tidak saling melupakan tapi saya mau kita diam, menahan perih karena rindu, pedih dan sakit karena tidak bisa menyapa, tidak bisa bertemu, terluka karena tidak bisa saling senyum Insya ALLAH kita kuat. Ibarat biji, saya harap cinta kita tidak mati tetapi sedang berdomansi, sedang menunggu waktu yang tepat untuk tumbuh subur di hati masing-masing, dan jikapun kita tidak saling bertemu lagi karena ALLAH menghendaki lain, maka persahabatan ini akan abadi” ini yang ingin saya dengar dari sang pangeran ketika ia mencinta saya :)
Hari ini saya menerima telephone dari seorang sahabat yang kepadanya saya pernah menitipkan hati dan kandas, kemudian hari ini kami kembali menjalin silaturahmi dan memutuskan untuk menjadi sahabat, tapi sungguh ternyata cinta yang pernah tumbuh diantara kami mungkin sebuah kekhilafan, ada yang lebih kami cintai dibandingkan cinta diantara kami. Dialah ALLAH, yang membawa kami ke jalan ini, menuntun, merangkul kami dengan cinta.

“Mas, terima kasih yah, sekarang saya mengerti bahwa persahabatan jauh lebih indah, dan ketika suatu hari ALLAH mempertemukan kita kembali itu karena memang ALLAH inginkan kita bersama sama menyanyikan senandung yang pernah kita putuskan … tapi JANGAN PERNAH MEMINTA SAYA MENCARI PENGGANTI MAS, karena saat ini saya ingin mencintai ALLAH saja, agar khusus ibadah saya, saya takut perbaikan diri saya bukan karena ALLAH tapi karena Mas, saya takut cinta itu bukan karena ALLAH semata tapi karena saya mencinta Mas…  
Mas, dari lubuk hati saya yang paling dalam saya tidak ingin jatuh cinta lagi :)  
Dan sekali lagi kami saling menutup telephone, dengan hati yang ikhlas bahwa cinta tidak harus saling memiliki, ah indahnya MIMPI … “jadi obrolan diatas cuma mimpi Fa” hahahha, sementara iya :)
Backsound untuk tulisan kali ini apa yah? ambil gitar dan mulai memainkan jari jemari lentik saya sambil mengenang yang pernah ada :)  
gubrakkk !! hati nurani saya memang tidak pernah bohong ketika ia berusaha mencari jawaban dengan pertanyaan menggelitik, dan saya hanya mampu menjawab dengan senyum tersipu* :)  

SAMUDRA PEMBUNGKUS JIWA

Kemarin seorang sahabat saya menulis sesuatu tentang saya di FB [facebook] nya “Untuk my beloved Friend ARFA: Seorang sahabat yang selalu membungkus perasaannya sendiri dengan segudang rasa berlawanan, yang tersenyum saat situasi membutuhkannya untuk tersenyum (bukannya karena dia sedang ceria apalagi bahagia), tertawa hanya karena ingin menghargai perasaan orang lain (walaupun aslinya garing banget tuh lawakan), memberikan motivasi yang mengundang tepuk tangan (padahal aslinya yang ngomong lagi down ke titik nol karena baru putus sama pacar tuh)” :)
Awalnya jujur saya marah membaca tulisan di FB nya, karena menurut saya, saya tidak seperti itu :) terkesan apa yang saya lakukan untuk para sahabat saya tidak ikhlas tapi setelah saya renungi mungkin betul hanya bahasa yang digunakan beda dengan bahasa saya :)
Saya pun menilai bahwa jiwa manusia itu memang samudera, apa yang tampak dipermukaan beda dengan yang ada didalam samudera. Lihatlah betapa tenangnya samudera nan luas yang saya lihat dari ujung pantai, sangat hening malah, diam tak bergerak, khidmat, dingin, diam, hampa, bahkan angker tapi tahukah saya apa yang terjadi dibawah samudera itu yaitu gelombang maha dahsyat, runtuhnya gunung es dibawah laut, bergermuruh, bahkan ikan besar memangsa ikan kecil, hiu berebut mangsa.
Dan begitulah jiwa manusia yang saya pahami, tenang tak berarti tak bergejolak, bahagia tak berarti tak menyimpan luka, tertawa tak berarti tak menyimpan tangis, hening tak berarti tak menyimpan amarah dan seterusnya :)
Kemudian saya bertanya tanya mampukah saya melepas pembungkus rasa saya untuk menjadi saya apa adanya seperti yang terlihat? artinya sanggupkah JIWA saya terlihat apa adanya dan kemudian sedikit demi sedikit saya akan kehilangan orang orang yang saya sayangi hanya karena saya ingin terlihat apa adanya saya? menjadi Arfa yang tanpa topeng, tanpa pembungkus rasa, menangis ketika ingin menangis tanpa takut terlihat cengeng dan rapuh, marah ketika ingin marah tanpa harus pura pura tersenyum hanya untuk menyenangkan hati sahabat saya dan seterusnya. “jujurlah pada diri sendiri Fa, dont try to be nice if you dont want to” begitu kalimat lanjutan yang tertera di FB sahabat saya :)  ehm …
Agak sulit untuk saya karena saya selalu merasa bahwa hidup saya bukan untuk diri saya sendiri tapi untuk banyak orang, sulit untuk saya karena saya terbiasa menjadi lilin kecil yang selalu ada saat beberapa sahabat saya berada di lorong gelap dan belum menemukan cahaya di ujung lorong, maka lilin sayalah yang memberi jalan hingga sahabat saya menemukan ujung lorong penuh cahaya matahari :) saya terbiasa diam saat sahabat saya marah marah ke saya meski bukan karena kesalahan saya, saya terbiasa tak membalas meski saya tahu saya mampu membalas ketika saya terdzalimi? :) *suka merendah yah Fa, hahahah…*
ALLAH bersama jiwa jiwa yang tenang” ini ucapan guru mengaji saya bahwa ALLAH akan hadir ketika saya mampu meredam amarah, bahwa kehadiran ALLAH akan lebih dekat ketika saya mampu mengubah dendam menjadi doa yang indah, bahwa ALLAH selalu ada untuk mereka yang sanggup menahan gejolak jiwanya menjadi hening :) bukankah jiwa yang tenang bak samudera hanya diberikan kepada orang orang yang dipilih ALLAH, jika rasa didalam bergejolak toh tinggal dikembalikan kepada sang pemilik jiwa kan? ini hanya masalah rasa …
Ketika saya berusaha setenang samudera menghadapi semua riak hidup maka yang didalam samudera akan ditenangkan oleh pemilik jiwa yaitu ALLAH :) begini kira kira yang saya yakini :) jangankan saya, guru ngaji sayapun pasti memiliki gelombang pasang didalam jiwanya yang saya tak sanggup melihatnya bukan, saya salut ketika putra pertamanya diambil ALLAH karena DBD, ustadz saya hanya menangis sebentar, kelihatan tenang tanpa riak tapi sebetulnya guru mengaji saya sedang bersedih, hatinya menangis tapi beliau diam… ikhlas setenang samudera. Artinya tidak ada yang salah dengan samudera jiwa dengan pembungkus rasa kan? :) atau salah karena tidak jujur dengan perasaan sendiri? siapa bilang saya tidak jujur, saya JUJUR hanya kepada pemilik jiwa saya, kepada yang lain, saya akan pilih pilih :) begitu kira kira.
Lalu bagaimana cara membuat yang didalam samudera setenang luar samudera, sebening dan sebiru luarnya:
Salah satu cara untuk memiliki jiwa setenang samudera adalah selalu dalam keadaan berwudhu, selalu berdzikir dan mengingat ALLAH disetiap helaan napas ‘ambil napas dan hembuskan dengan lafaz ALLAH’ rasakan sedikit demi sedikit gunung es didalam samudera mulai tenang :) ini cara saya, karena hanya dengan mengingat ALLAH jiwa saya menjadi setenang samudera, hanya bersama ALLAH saya jujur memperlihatkan semua perasaan saya tanpa pembungkus rasa, karena ALLAH lah pemilik jiwa saya, tempat saya mengembalikan semua gemuruh …
Panggilah ALLAH seperti panggilan Ismail ketika hendak disembelih Ayahnya.  Panggilah ALLAH seperti panggilan nabi Ibrahim saat dibakar oleh kobaran api raja yang kafir dan dzalim.  Panggilah ALLAH seperti panggilan nabi Muhammad saat da’tsur menodongkan pedang ke lehernya, semua jiwa jiwa mereka terceburkan kedalam samudera kepasrahan kepada pemilik jiwa :) Subhnallah …. Ujian Ismail, kobaran api sang raja dan pedang Da’tsur tak akan terasa pahit ketika ALLAH menjadi pengisi samudera jiwa bukan? :)
Terima kasih kepada sahabat saya yang telah menulis begitu indahnya di FaceBook, tunggulah suatu hari nanti akan lahir Arfa yang berjiwa setenang samudera dan tanpa pembungkus :)
Jadi hikmahnya apa ya Fa? yaitu bahwa jiwa adalah samudera yang nampak tenang namun bergejolak didalamnya, gejolak rasa itu akan selalu ada suka tidak suka ia akan hadir, dan ALLAH adalah penenang gejolak itu, hanya ALLAH bukan yang lain … sayapun masih belajar :) gitu ya Fa? he eh [menjawab sambil tersipu]
 *sekarang punya FB ya Arfa? find me there dan dapatkan hikmah yang sangat dahsyat, DONT MISS IT* :)

HIDUP ITU SEBUAH PERGANTIAN 2 SISI

Gott, gib mir die Gelassenheit, Dinge hinzunehmen, die ich nicht ändern kann, den Mut, Dinge zu ändern, die ich ändern kann, und die Weisheit, das eine vom anderen zu unterscheiden
God, grant me the serenity to accept the things I cannot change, Courage to change the things I can, And wisdom to know the difference
Ya ALLAH berilah saya kedamaian kemampuan agar saya bisa menerima hal-hal yang tidak dapat saya ubah, keberanian untuk mengubah hal yang bisa saya ubah dan kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaan keduanya
*Untuk kedua sahabat saya yang sedang mencoba berlalu dari luka, semoga tulisan ini menguatkan*
Bicara mengenai sesuatu yang tak bisa kita ubah, terpikir oleh saya untuk bicara soal “menerima keputusan ALLAH, menerima apa yang menjadi porsi hidup saya dan mencari sisi positive dari keputusan ALLAH ini dan itu” lalu mengapa saya harus menerima keputusan ALLAH? :)stupid question Fa’, teriak hati nurani saya :) karena saya hanya hamba ALLAH, jiwa saya adalah milikNYA, raga saya adalah milikNYA, semua pemilik pasti mencintai apa apa yang dimilikinya, ketika saya memiliki kekasih maka yang terbaik untuknya, apalagi ALLAH, semua yang terjadi dengan saya, semua yang tidak bisa saya ubah adalah bukti kecintaan ALLAH, tak ada seorang pemilik yang akan membuat apa apa yang dimilikinya menderita, terluka, apalagi ALLAH sang pemilik segalanya, kalau saya tidak tunduk kepada keputusanNYA, kemana lagi saya akan melabuhkan segala asa, segala luka dan segala yang saya miliki :)
Katakankah saya tidak menerima apa yang menjadi keputusan ALLAH, katakanlah saya mengeluh setelah saya berusaha mati matian menjadi seperti apa yang saya inginkan, ternyata keinginan saya tidak sama dengan keinginan ALLAH dan saya menolak, lalu saya mau apa? mau kemana? akan bagaimana? toh yang terjadi adalah apa yang menjadi porsi hidup saya, porsi ujian saya, SABAR TIDAK SABAR yang terjadi adalah keputusan ALLAH, jadi mending sabar kan? IKHLAS TIDAK IKHLAS yang terjadi adalah ketetapan ALLAH, jadi mending ikhlas bukan? dengan sabar dan ikhlas maka hilang segala takut, hilang segala resah, hilang semua yang menyakitkan karena saya tahu bahwa apa yang menjadi keinginan dan ketetapan ALLAH adalah yang terindah untuk saya :)
Ketika ALLAH menjadi tujuan hidup saya, ketika akhirat menjadi muara dari perjalanan jiwa saya maka urusan dunia akan dipenuhi oleh ALLAH, kebutuhan rejeki adalah milik ALLAH pasti dipenuhi, kebutuhan kasih sayang adalah milik ALLAH, bukankah tak ada kasih sayang yang sebanding dengan kasih sayang ALLAH kan? DIA selalu ada pasa saat kita terluka dan menyaksikan kita bahagia…  
Kebutuhan kasih sayang manusia pasti dipenuhi ALLAH, ketika saya hanya mencintai ALLAH maha ALLAH akan mengirim hamba hambaNYA yang bertebaran dibumiNYA untuk mencintai saya … asssiiik, tinggal duduk manis dan nunggu:) hahahha, “bukan itu maksudnya Fa” tapi lihatlah betapa banyak orang orang disekeliling kita mereka mencintai kita, bahkan yang pernah melukai kita pasti juga masih sayang koq :) LOHG !!!!
Life is still beautiful, isn’t it?  and I am beautiful no matter what they say !!
Jadi keep on believing, bahwa ALLAH hanya memberikan yang terbaik, luka ini pasti akan berlalu karena bahagia juga akan berlalu koq, kalau sekarang kita memiliki sesuatu bersiap untuk kehilangan, kalau sekarang kita kehilangan maka bersiap untuk memiliki, hidup ini hanya pergantian siang dan malam koq, pergantian bahagia dan luka, pergantian hidup dan mati, pergantian … HANYA PERGANTIAN. Dan ketika pergantian itu terjadi yakinlah bahwa pergantian ini adalah yang terbaik, emang mau apa hidup begitu begitu terus, kerja seadanya saja, cinta begitu begitu aja tanpa bunga dan gelombang, kan engga enak juga bukan? jadi ketika kita tak bisa mengubah malam menjadi siang yah nikmati malam dengan main gitar keq, dengan menikmati bintang keq, dengan hanya tidur tiduran juga boleh :)
Kita hanya hamba yang tiada daya dan upaya tanpa kehendak ALLAH … gak sopanlah kalau masih aja teriak luka ini gak enak, perih ini gak indah, nanti ALLAH marah malah gak dikasih jalan keluar deh, kata ALLAH “udah deh jangan ngeluh terus, mending bangun dan menjadi manusi yang lebih kuat, lebih baik, lebih cantik, lebih solehah, lebih sabar, lebih ikhas” kebanyakan ngeluh nanti rugi dua kali deh, udah rugi luka, rugi pula karena semakin jauh dari ALLAH

Duh, kebanyakan bicara nih Arfa… sist, semoga tulisan saya kali ini mampu membuatmu ingin hidup 100 tahun lagi, wake up little girl dan berterima kasihlah pada luka, darinya kita belajar mengerti hidup dan belajar mengenal ALLAH itu pasti :) ingat loh ALLAH bersama orang orang yang sabar dan ALLAH tidak pernah berdusta ketika DIA mengatakan bersama orang orang yang sabar.

“Arfa, mending lo baca lagi tulisan diatas buat elu sendiri dulu deh” hahaha, hati nurani saya mulai mengejek saya *mikir* mampukah saya berlalu dari semua luka, semudah saya menasehati sahabat saya? kan ada ALLAH Fa... !! keep on believing :)

 
 
 
 
Copyright © LA-TAHZAN