IKLHAS HATI KUNCI BAHAGIA

Minggu, 20 Februari 2011

Tulisan kali ini mungkin tidak terlalu berbuah hikmah buat yang lain, tapi hanya buah perenungan saya saja sekaligus menghapus dahaga jiwa saya untuk menulis, mohon maaf sebelumnya :) saya yang mendadak melo gak jelas gini “duh Arfa…” mari saya mulai saja merangkai kata, kemarin selepas shalat isya saya menyempatkan merenung, lebih tepatnya mencoba mengerti pesan ALLAH dari beberapa kejadian dalam hidup saya selama sebulan terkahir, dan mengingat ucapan guru mengaji saya “Fa, salah satu cara untuk membuat hidup ini bermakna dan tidak sia sia adalah dengan meninggalkan luka lama, tak perlu sering diingat, kalau buku maka bab itu sudah selesai, bab baru menunggu“  life must go on kalau kata orang blitar    Dan malam ini saya teringat bahwa dalam perjalanan jiwa saya rasanya saya lebih banyak menangisi kepergian orang orang yang meninggalkan saya dan sedikit sekali bahkan jarang sekali saya mengingat mereka yang tak pernah pergi dari sisi saya, seberapapun luka yang saya tanamkan, ada yang tetap mencintai saya, saat ada yang tak perduli saya, ada yang begitu memperhatikan saya :)

Iya, pepatah mengejar burung terbang tinggi, punai ditangan terlepas jua malam ini menjadi tamparan hebat bagi saya, bahwa saya sering sekali menangisi kekasih saya yang pergi tanpa menoleh dan tanpa peduli seberapa luka yang ditinggalkan namun saya lupa dengan orang oarang yang menyembuhkan luka saya setelah itu, kasih sayang, perhatian, rasanya saya buat tak bermakna karena pikiran saya dipenuhi luka dan sang pemberi luka “ih gak banget lo Fa”,  betul saya terpaku pada luka dan melupakan cinta yang mengelilingi saya, cinta yang tanpa hawa nafsu pastinya, mungkin emang enak yang pake napsu seperti para budak setan mencintai.
Dan kemudian saya sadari bahwa saya terlalu sering melihat pintu yang tertutup lalu menangisi mengapa pintu itu tertutup, lalu mengedor gedor sang penutup pintu agar mau lagi membuka pintu itu dan beri saya kesempatan, lalu meraung raung berguling dibelakang pintu meratapi luka “bodohnya si ARfa”  saya merasa tak lagi sanggup melihat dunia karena pintu itu tertutup untuk saya, dan kebodohan yang lain adalah saya lalu melupakan jendela jendela yang terbuka lebar  dan memberi saya ruang yang lebih luas dan lebar agar saya dapat melihat dunia dari sudut yang lebih indah, agar saya lebih mampu memperolah oksigen lebih banyak, ehm  mari belajar mentertawakan nasib.
Ah saya jadi teringat seorang sahabat cantik saya  yang ditinggalkan kekasihnya kemudian selama berbulan bulan ia mengikuti kemana sang jejaka pergi, menatap fesbuk, follow twitter, nongkrongin dimana saja sang jejaka pergi, mengutit dan sibuk bertanya ”si dia sedang apa, sama siapa sekarang“ :P padahal itu bukan urusan sahabat saya, sekali lagi bukan. Sahabat saya sedang menyia nyiakan waktu dengan sibuk memikirkan lelaki yang sudah tidak memikirkan dia lagi, dia lupa bahwa ALLAH sangat membenci kesia siaan. Pintu sudah tertutup sist, kini yang kamu miliki adalah jendela, then take it !!
Kata orang bijak, hidup adalah pindah dari satu masalah ke masalah lain, dari satu hikmah ke hikmah lainnya, dan satu satunya cara untuk mengobati luka adalah dengan meninggalkan luka itu sendiri, bukankah ALLAH tidak mengubah nasib seorang hamba jika sang hamba tak mengubahnya, paksa diri untuk melangkah, tutup lembaran yang ini dan membuka lembaran baru.
Dan kembalikan semua kepada pengobat luka “ya ALLAH, hamba kembalikan semua luka yang pernah singgah dihati hamba dan gantilah hati hamba dengan hati yang baru, hati yang mampu melihat kasih sayang dari orang orang yang mencintai hamba” kan tenang yah kalau begini? iya gak sih?
Yuk melangkah, move on, buktikan bahwa luka yang ditorehkan tidak akan sanggup membunuh kita, jangan berlama lama dalam kesia siaan, masih banyak yang harus kita lakukan, masih banyak pekerjaan yang menunggu, dan masih banyak orang orang yang mencintai kita, ALLAH hanya mengambil satu orang yang tidak lagi kita butuhkan, bukankah ALLAH hanya memberikan yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan 
Betul Arfa, jangan tangisi yang ALLAH ambil dari kita, karena ALLAH tahu bahwa kita memang tidak lagi membutuhkan yang itu lagi, tak ada sesuatupun yang diambil dari seorang hamba kecuali diganti dengan yang lebih baik, bangun dan jemputlah !! waktu terus berjalan, masa mati pada saat patah hati, rugi lah…
Nanti diketawain si dia lagi, hohoho, saya sih gak mau !!  :)

                                                                              @_@
Walaupun Arfa pernah merasakan hal yang sama....karena iini juga pengalaman  pribadi Fa...Arfa yakin kalo Allah telah mengambil sesuatu dari kita berarti Allah telah menyiapkan PENGGANTI YANG LEBIH BAIK di kemudian waktu..... keindahan itu akan datang pada waktunya......AMIN..

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © LA-TAHZAN