BIARKAN KUNCUP MEKAR JADI BUNGA

Jumat, 01 April 2011

Ternyata obrolan kita tentang cinta belum selesai. Saya telah
menyatakan sebelumnya betapa penting peranan kata itu dalam
mengekspresikan kata cinta. Tapi itu bukan satu-satunya bentuk ekspresi
cinta. Cinta merupakan sebentuk emosi manusiawi.
 Karena itu ia bersifat
fluktuatif naik turun mengikuti semua anasir di dalam dan
di luar di diri manusia yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya saya juga
mengatakan, mempertahankan dan merawat rasa cinta sesungguhnya jauh
lebih sulit dari sekedar menumbuhkannya. Jadi obrolan kita belum
selesai. Walaupun begitu, saya juga tidak merasakan adanya urgensi untuk
menjawab pertanyaan ini: apa itu cinta? Itu terlalu filosofis. Saya
lebih suka menjawab pertanyaan ini: Bagaimana seharusnya anda mencintai? Pertanyaan ini melekat erat dalam kehidupan individu kita.
Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman
itu adalah kebenaran. Apa yang dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan, dan memekarkan bunga-bunga adalah air dan matahari. Air dan matahari adalah
kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari
memberinya gelora kehidupan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika
yang bergulir secara sadar di atas latar wadah perasaan kita.
Maka begitulah seharusnya anda mencintai; menyejukkan, menenangkan,
namun juga menggelorakan
. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini: menghidupkan. Anda mungkin dekat dengan peristiwa ini; bagaimana
istri anda melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, dan
menumbuhkannya, mengembangkannya serta menjaganya. Ia dengan tulus
berusaha memberinya kehidupan.
Bila anda ingin mencintai dengan kuat, maka anda harus mampu
memperhatikan dengan baik, menerimanya apa adanya dengan tulus, lalu
berusaha mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian
merawatnya dan menjaganya dengan sabar.
 Itulah rangkaian kerja besar para
pecinta; pengenalan, penerimaan, pengembangan dan perawatan.
Apakah anda telah mengenal isteri anda dengan seksama? Apakah anda mengetahui dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya?
Apakah anda mengenal kecenderungan-kecenderungannya? Apakah anda mengenal pola-pola ungkapannya; melalui pemaknaan khusus
dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksinya, melalui
isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya?
Apakah anda dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah anda dapat melihat gelombang-gelombang mimpi-mimpinya, harapan-harapannya ?
Sekarang perhatikanlah bagaimana tingkat pengenalan Rosululloh saw
terhadap istrinya, Aisyah. Suatu waktu beliau berkata, ”Wahai Aisyah,
aku tahu kapan saatnya kamu ridha dan kapan saatnya kamu marah padaku.
Jika kamu ridha, maka kamu akan memanggilku dengan sebutan: Ya
Rosulullah! tapi jika kamu marah padaku, kamu akan memanggilku dengan
sebutan ” Ya Muhammad”.
Apakah beda antara Rosululloh dan Muhammad kalau toh obyeknya itu-itu saja? Tapi Aisyah telah memberikan pemaknaan khusus ketika ia menggunakan kata yang satu pada situasi jiwa yang lain.Pengenalan yang baik harus disertai penerimaan yang utuh. Anda harus mampu menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dalam proses penerimaan total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau “obsesi” yang berlebihan terhadap fisik.
Anda tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam
kecuali jika anda dapat menerima apa adanya. Dan ini tidak selalu
berarti bahwa anda menyukai kekurangan dan kelemahannya.
Ini lebih
berarti bahwa kelemahan dan kekurangan bukanlah kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya. Apakah yang ia harap dari bayi kecil itu ketika ia merawatnya, menjaganya, dan menumbuhkannya? Apakah ia yakin bahwa kelak anak itu akan membalas
kebaikannya? Tidak. Semua yg ada dalam jiwanya adalah keyakinan bahwa
bayi ini punya peluang untuk berubah dan berkembang. Dan karenanya ia
menyimpan harapan besar dalam hatinya bahwa kelak hari-hari jugalah yg
akan menjadikan segalanya lebih baik. Penerimaan positif itulah yang
mengantar kita pada kerja mencintai selanjutnya; pengembangan.
Pada mulanya seorang wanita adalah kuncup yang tertutup. Ketika ia
memasuki rumah anda, memasuki wilayah kekuasaan anda, menjadi istri
anda, menjadi ibu anak-anak anda; Andalah yang bertugas membuka kelopak
kuncup itu, meniupnya perlahan, agar ia mekar menjadi bunga. Andalah yang
harus menyirami bunga itu dengan air kebaikan, membuka semua pintu hati
anda baginya, agar ia dapat menikmati cahaya matahari yang akan
memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan kebaikanlah bunga-bunga cinta
bersemi.
Dan ungkapan ”Aku Cinta Kamu” boleh jadi akan kehilangan makna ketika
ia dikelilingi perlakuan yang tidak simpatik dan mengembangkan. Apa yang
harus anda berikan kepada istri anda adalah peluang untuk berkembang,
keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa superioritas
anda terganggu. Ini tidak berarti anda harus memberi semua yang ia
senangi, tapi berikanlah apa yang ia butuhkan.
Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dalam keseimbangan.
Dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada
perkembangan yang mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya
terkadang anda perlu memotong sejumlah (dahan?) yang sudah kepanjangan agar tetap terlihat serasi dan harmoni. Hidup adalah simponi yang kita mainkan dengan indah.
Maka, duduklah sejenak bersama dengan istri anda, tatap matanya
lamat-lamat, dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam
bertanyalah pada diri sendiri: Apakah ia telah menjadi lebih baik sejak hidup bersama dengan anda? Mungkinkah suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya: DAN NAFAS CINTANYA MENIUP KUNCUPKU…
MAKA IA MEKAR MENJADI BUNGA…
Wallohu a’lam bish showab.

KATA-KATA MUTIARA ISLAMI

Rabu, 23 Maret 2011

  • Ada dua perkara yang jika Anda Amalkan, Anda akan mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat: Menerima sesuatu yang tidak Anda sukai, jika sesuatu itu disukai Allah. Dan membenci sesuatu yang Anda sukai, jika sesuatu itu dibenci oleh Allah.”
    (Abu Hazim)
  • Ada enam perkara, apabila dimiliki oleh seseorang maka telah sempurnalah keimanannya : (1) memerangi musuh Allah dengan pedang, (2) tetap menyempurnakan puasa walaupun di musim panas, (3) tetap menyempurnakan wudhu walaupun di musim dingin, (4) tetap bergegas menuju mesjid (untuk melaksanakan shalat berjama’ah) walaupun di saat mendung, (5) meninggalkan perdebatan dan berbantah-bantahan walaupun ia tahu bahwa ia berada di pihak yang benar dan (6) bersabar saat ditimpa musibah.”
    (Yahya bin Muadz)
  • Ada tiga golongan orang yang paling menyesal pada hari kiamat : (1) orang yang memiliki budak ketika di dunia, ternyata pada hari kiamat budak tersebut memiliki prestasi amal yang lebih baik darinya, (2) orang yang mempunyai harta tetapi tidak mau bersedekah dengannya sampai ia meninggal dunia, kemudian harta tersebut diwarisi oleh orang yang memanfaatkan harta tersebut untuk bersedekah di jalan Allah, dan (3) orang yang mempunyai ilmu tetapi ia tidak mau mengambil manfaat dari ilmunya, lalu ilmu tersebut diketahui oleh orang lain yang mampu mengambil manfaat darinya.”
    (Sufyan bin ‘Uyainah)
  • Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.”
    (HR Ibnu Majah)
  • Aku belum pernah melihat orang yang paling lama bersedih daripada al-Hasan. Ia berkata, kita tertawa, sementara bisa jadi Allah yang telah melihat amal-amal yang telah kita perbuat berfirman, ‘Aku tidak mau menerima amal-amal kalian sedikitpun.’”
    (Yunus bin ‘Ubaid)
  • Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.”
    (HR Abu Daud)
  • Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”
    (‘Amir bin ‘Abdi Qais)
  • Aku tidak suka menjadi seorang pedagang budak. Akan tetapi, menjadi pedagang budak lebih aku sukai daripada aku menimbun bahan makanan sambil menunggu naiknya harga yang memberatkan sesama muslim.”
    (Yazid bin Maisaroh)
  • Amal yang paling baik adalah yang paling ikhlas dan paling benar. Jika amal itu ikhlas tapi tidak benar, maka tidaklah diterima. Jika amal itu benar tapi tidak ikhlas, juga tidak akan diterima kecuali jika dilakukan secara ikhlas. Ikhlas artinya dilakukan hanya karena Allah. Adapun benar artinya adalah sesuai dengan sunnah (tuntunan dan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).”
    (Fudhail bin ‘Iyadh)
  • Apa pendapat Anda bila ada seseorang yang pakaiannya terkena air kencing, lalu ia hendak mensucikannya dengan air kencing pula? Mungkinkah air kencing itu dapat mensucikannya? Tentu saja tidak! Kotoran tidak dapat disucikan kecuali dengan sesuatu yang suci. Begitu pula halnya keburukan yang pernah kita lakukan, tidak akan dapat terhapus kecuali dengan memperbanyak melakukan kebaikan.”
    (Sufyan ats-Tsauri)
  • Apabila akhirat ada dalam hati, maka akan datanglah dunia menemaninya. Tapi apabila dunia ada di hati maka akhirat tidaklah akan menemaninya. Itu karena akhirat mulia dan dermawan, sedangkan dunia adalah hina”
    (Abu Sulaiman Ad Daroni)
  • Apabila Anda berharap agar Allah senantiasa menganugerahkan kepada Anda apa-apa yang Anda cintai dan sukai maka hendaklah Anda senantiasa menjaga dan melaksanakan apa-apa yang dicintai dan disukai oleh Allah.”
    (Salah seorang ahli hikmah)
  • Apabila kalian senang Allah ta’ala dan Rasul-Nya mencintai kalian, maka tunaikanlah amanah kalian, dan benarlah jika berbicara, dan bertetanggalah dengan baik kepada tetangga kalian.”
    (HR Imam Suyuthi)
  • Ayahku pernah mengatakan bahwa apabila ‘Ali bin al-Husain selesai berwudhu dan telah bersiap untuk shalat, tubuhnya akan gemetar dan menggigil. Pernah ada seorang lelaki yang bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ‘Ali bin al-Husain menjawab, ‘Celakalah Engkau! Tidakkah kau tahu, kepada siapa aku akan menghadap? Dan kepada siapa aku akan bermunajat?’”
    (al-’Utaibi)
Semoga bermanfaat.

'DIA' SUMBER KEKUATANKU

Ada kekuatan di dalam cinta,
Orang yang sanggup memberikan cinta adalah
orang yang kuat
Karena ia bisa mengalahkan keinginannya
Untuk mementingkan diri sendiri.
Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan,
Orang tertawa gembira adalah orang yang kuat
Karena ia tidak pernah terlarut dengan
tantangan dan cobaan.
Ada kekuatan di dalam kedamaian diri
Orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah
orang yang kuat
Karena ia tidak pernah tergoyahkan
Dan tidak mudah diombang-ambingkan.
Ada kekuatan di dalam kesabaran,
Orang yang sabar adalah orang yang kuat
Karena ia sanggup menanggung segala sesuatu
Dan ia tidak pernah merasa disakiti.
Ada kekuatan di dalam kemurahan,
Orang yang murah hati adalah orang yang kuat
Karena ia tidak pernah menahan mulut dan
tangannya
Untuk melakukan yang baik bagi sesamanya.
Ada kekuatan di dalam kebaikan,
Orang yang baik adalah orang yang kuat
Karena ia bisa selalu mampu melakukan yang
baik bagi semua orang.
Ada kekuatan di dalam kesetiaan,
Orang yang setia adalah orang yang kuat
Karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan
pribadi
Dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama.
Ada kekuatan di dalam kelemahlembutan,
Orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat
Karena ia bisa menahan diri untuk tidak
membalas dendam.
Ada kekuatan di dalam penguasaan diri,
Orang yang bisa menguasai diri adalah orang
yang kuat
Karena ia bisa mengendalikan segala nafsu
keduniawian.
………..
Sadarkah teman bahwa engkau juga memiliki
cukup Kekuatan untuk mengatasi segala
permasalahan
dalam hidup ini?
Dimanapun, seberat dan serumit apapun juga.
Karena pencobaan tidak akan pernah dibiarkan
melebihi kekuatan kita.

PEMIMPI


mungkin aku ini hanyalah seorang pemimpi…..
setiap denyut jantung dan tarikan nafasnya selalu diiringi mimpi….
tapi andaikan diriku ini tak bisa dan tak boleh bermimpi…..
sengsaranya hidup akan terasa, hambar tiada warna-warni mimpi….
mungkin juga ku bukanlah yang terbaik untukmu….
tak dapat selalu bersama dirimu…..
tak dapat hadir saat kesepian menaungi keseharianmu…
tapi percayalah cinta ini akan selalu untukmu….
mungkin dan mungkin berkutat di dalam emosi dan akalku….
akankah aku akan tetap menjadi aku…
ataukah aku harus berubah menjadi yang bukan aku…
kenyataannya ku tak ingin mencintai dan menyayangi dirimu tanpa
menjadi aku….
mungkin dirimu merasa jenuh….
terhadap kehidupan cinta yang sangat terenyuh…
semakin hari terasa semakin penuh…
semoga saja tidak menjadikan kita sebagai pembunuh…
mungkin saat ini dirimu sedang merasa bosan….
selalu berkutat dengan masalah perasaan….
setiap hari setiap waktu mendatangkan kecemasan…
tapi sabarlah karena itu pendewasaan…

 
 
 
 
Copyright © LA-TAHZAN